Kadang aku merasa sangat lelah saat kau sakit dan harus begadang menemani tidurmu yang gelisah padahal akan tiba saatnya nanti aku justru ingin menemanimu tidur tapi kau telah pergi dari rumah
Kadang aku merasa repot saat ingin pergi dan kau merengek minta ikut serta padahal akan ada masanya nanti kau tidak mau lagi kuajak pergi meskipun sudah kubujuk sedemikian rupa
Kadang aku merasa waktu tak cukup untuk mendengarkan semua ceritamu padahal akan tiba saatnya nanti aku justru ingin kau bercerita panjang lebar di sampingku yang kesepian
Kadang aku merasa tidak telaten untuk menyuapimu padahal akan tiba saatnya nanti aku menjadi si tua yang membutuhkan pelayanan dan kesabaran luar biasa darimu
Kadang aku kesal karena harus mengingatkan hal yang sama berulang-ulang padamu, yang tidak langsung disambut dengan ‘ya’ tetapi justru ‘entar dulu’, ‘tunggu’ diikuti sederet alasan panjang padahal akan tiba saatnya nanti aku yang tua renta ini berharap kalian berkumpul menemaniku, atau setiap hari menunggu-nunggu dering telepon hanya sekedar untuk mendengar suaramu, tapi jarak yang jauh dan kesibukanmu tak selalu memungkinkan untuk itu
Kadang badanku pegal saat kau minta terus dipangku atau tak mau turun dari gendonganku padahal akan tiba saatnya nanti kalian merasa jengah diperlakukan seperti itu, tak bisa kupangku, kupeluk, kucium lagi dan kau makin sulit kurengkuh saat kegiatan diluar rumah makin menyita waktumu
Maafkan aku nak, jika hak-hakmu sebagai anak belum semua dapat kupenuhi
Anak-anakku... sungguh bukan kalian yang membutuhkanku tapi aku lah yang sangat membutuhkan kalian
Note :
Bunda, mendidik & merawat anak, laksana memanggul sekarung emas di punggung, yang meski sangat berat, tak boleh diletakkan semenit oun karena sangat berharga, dan karung itu baru dapat dibuka, saat ajalmu tiba.
A poem by
Mufti Amini Farid
nb : maaf ya teman-teman hanya berbagi saja apa yang saya dapat ketika jalan-jalan beberapa hari yang lalu, semoga semua suka...
Love,
anindita novian
anindita novian
sedih yaaa.. huhu
BalasHapusoh nggak kok
BalasHapusitu hanya sekelumit rekaman hidup yang diabadikan penulis dan kulihat realitanya